Hamba
Allah SWT
IDUL
ADHA
Jum’at
1 september 2017- 10 dzulhijah
Idul adha adalah momen hari raya Islam (10 Dzulhijjah) yang
memberikan makna dan pengertian berupa nilai-nilai pengorbanan
yang diangkat dari sejarah dan kisah nabi Ibrahim serta anaknya Ismail..
Perlu
di ingat bahwa idul adha adalah hari raya akbar atau hari raya paling besar di
bandingan idul fitri.
Berikut
3 tokoh sentral yang memiliki peran besar dalam proses penciptaan sejarah yang
agung ini.[ tamutiaralogs.com]
Yang
pertama adalah nabi Ibrahim. Beliau dikenal dengan sebutan al-khalil
(Kekasih Allah) adalah salah satu rasul ulul azmi. Yaitu Rasul yang
mendapatkan keistimewaan berupa mukjizat sebagai bukti akan
kerasulannya.Ibrahim adalah sosok yang menjadi ikon utama dalam momentum
sejarah umat Islam. Dimulai dari proses pencarian Tuhan yang Maha Esa
(Monoteisme), Penyebaran keyakinan untuk menyembah Allah sebagai satu-satunya
Tuhan, prosesi pembangunan ka’bah, sampai dengan terciptanya ibadah haji dan
hari raya idul adha.
Tokoh
sentral kedua adalah nabi Ismail yang tidak lain merupakan anak dari Ibrahim
yang diperolehnya dari Siti Hajar. Ismail dalam sejarah idul adha digambarkan
sebagai seorang anak yang memiliki tingkat keyakinan dan keteguhan hati yang
mantap dan luar biasa.Bagaimana tidak, diusianya yang masing tergolong
anak-anak, namun beliau begitu setia dengan permintaan ayahnya dan perintah
Tuhan untuk dijadikan Kurban (disembelih). Yang tidak lain bahwa perintah Tuhan
tersebut hanyalah bentuk pengujian keimanan baik kepada Ibrahim sendiri maupun
kepada Ismail.
Tokoh
sentral yang ketiga adalah Hajar yang merupakan istri kedua Ibrahim yang
awalnya merupakan seorang budak. Hajar adalah ibunda Ismail, dan ia adalah
teladan bagi banyak wanita tentang bagaimana mentaati suami, mentaati perintah
Tuhan, dan menyayangi anaknya. Hajar merupakan tokoh sejarah yang mengawali
terbentuknya kota Mekkah.Anda pasti ingat sebagaimana disebutkan dalam sejarah
suatu ketika Hajar harus berkeliling antara bukit Safa dan Marwah demi
mendapatkan pertolongan dan air minum bagi anaknya Ismail yang sedang
kehausan.Kemudian dengan mukjizat Allah, maka keluarlah air zam-zam yang
seiring dengan perkembangan zaman, tempat itu kemudian menjadi tempat yang
subur, banyak ditinggali pendudukan, hingga sampai dengan saat ini kita
mengenal tempat itu dengan sebutan kota Mekkah.
Setiap
tahun, perayaan Idul Adha ramai digelar di berbagai belahan dunia. Ada
keceriaan yang terpancar pada momen ini, terlebih dengan hadirnya sejumlah menu
kuliner berbahan daging yang tak pernah absen. Namun, dibalik kemeriahan hari
raya Idul Adha tersebut, tahukah kamu bahwa momen ini menyuguhkan sejumlah hal
menarik untuk dipetik?[marchiana .http://rumahamal.org]
Menguji Tingkat Ketaqwaan Dan Keimanan
Pergolakan
batin pastinya dialami oleh Nabi Ibrahim dan ketakutan akan kematian juga merundung
Nabi Ismail.Meski begitu, keduanya tetap yakin bahwa Allah akan memiliki
keputusan terbaik. Dan, terbukti ketaqwaan mereka di tengah ketakutan tersebut
membuat Allah menyelamatkan Nabi Ismail dari sayatan pisau tajam.
Memotivasi untuk Bekerja Keras
Ada
pahala yang begitu besar bagi mereka yang mampu berkurban. Inilah yang menjadi
penyemangat seseorang agar bekerja keras. Dalam banyak literatur hadis,
disebutkan bahwa ibadah kurban merupakan salah satu amalan yang dicintai Allah
dan Nabi Muhammad pun menyatakan ada banyak kebaikan hingga pada satu helai
rambut hewan kurban.
Mengasah Jiwa Kepekaan Sosial
Dengan
syariat kurban, Anda juga diajarkan untuk berbagi dengan sesama. Uniknya,
indahnya semangat berbagi tak hanya dirasakan pada kalangan kaum papa, tapi
juga kalangan kaya raya. Di sinilah rasa kepekaan sosial itu akan perlahan
muncul karena satu sama lain saling peduli dalam ikatan cinta saling memberi
dan berbagi.
Menanamkan Rasa Sayang Pada Hewan
Penyembelihan
dalam agama Islam diatur dengan sangat ketat. Hewan yang akan disembelih harus
dirawat dengan baik dan pisau yang digunakan untuk menyembelih harus memiliki
ketajaman maksimal. Semua ini bertujuan agar hewan segera mati dan terbebas
dari rasa sakit yang menyiksa.
Bahkan
dalam sejumlah literatur hadis, Nabi Muhammad melarang umatnya menyembelih
hewan di hadapan binatang lain. Sebab, hal ini akan mendatangkan depresi bagi
hewan lain yang melihat. Selain itu, Nabi juga melarang memperlakukan hewan
sembelihan secara kasar dalam bentuk apapun.
Membangun Ikatan Persaudaraan
Usai
penyembelihan, juga akan dilatih untuk saling berkoordinasi dengan umat muslim
lainnya untuk membagi jatah hewan kurban. Tak heran bila Anda juga harus pergi
ke sejumlah lokasi terpencil demi tersalurnya daging hewan kurban secara
merata. Semua ini pada akhirnya menguatkan ikatan persaudaraan melalui jalinan
kerja sama yang hebat.
Ada banyak hikmah dan pelajaran berharga yang bisa petik
dari semangat berkurban di Hari Raya Idul Adha, bukan? Apakah Anda mulai
tertarik untuk ikut berkurban ?